Kamis, 24 Juli 2014

TEMPAT - TEMPAT WISATA RELIGI DI YOGYAKARTA, WISATA RELIGI JOGJA


TERNYATA DI YOGYAKARTA ADA TEMPAT RELIGI ISLAM 


Yogyakarta tidak hanya menyajikan wisata budaya, alam , pendidikan, penelitian dan lainnya. Ternyata Yogyakarta punya tujuan wisata religi Islami. inilah tempat yang menyejukan hati. ( DREAMGEDE Wisata Jogja 081904169982 )



Masjid Gedhe Kauman di Kraton Kasultanan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam dalam perundingan Giyanti pada tahun 1755. Masjid Gedhe Kauman berdiri 18 tahun kemudian setelah perjanjian Giyanti.  Keistimewaan Masjid Gedhe Kauman adalah satu-satunya masjid raya di Indonesia yang berumur lebih 200 tahun menyimpan begitu banyak potensi sejarah di dalamnya. 
Gaya arsitekturalnya yang kental dengan nuansa Kraton menjadi daya tarik tersendiri untuk dijadikan objek wisata sejarah bagi wisatawan lokal maupun asing. 
Posisi Masjid Gedhe Kauman tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, sebelah barat tepat disamping Alun-alun Utara. INFO WISATA WA 081904169982

Bila kita melihat bagian atap masjid ini menggunakan sistem atap tumpang tiga dengan mustaka yang mengilustrasikan daun kluwih dan gadha. 
Sistem atap tumpang tiga ini memiliki makna kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia yaitu, Syariat, Makrifat dan Hakekat. Perubahan jaman dengan segala peristiwanya telah membuat bangunan masjid ini berkembang dan berbeda dengan masa lalunya. 

Pada tahun 1867 terjadi gempa besar yang meruntuhkan bangunan asli serambi Masjid Gedhe Kauman diganti dengan menggunakan material yang khusus diperuntukkan bagi bangunan kraton. Tidak ketinggalan pula lantai dasar masjid yang terbuat dari batu kali kini telah diganti dengan marmer dari Italia. Pesona dari Masjid Gedhe Kauman terletak pada beberapa keunikan salah satunya pemasangan batu kali putih pada dinding masjid tidak menggunakan semen dan unsure perekat lain, serta penggunaan kayu jati utuh yang telah berusia 200 tahun lebih sebagai penumpang bangunan masjid tersebut.





“Kalau sering ke Yogyakarta, pasti enggak asing sama kawasan Kotagede yang pas untuk berwisata religi,” ucap traveler.


 Berjalan mendekat ke arah kompleks masjid, akan ditemui sebuah gapura yang berbentuk paduraksa.  Persis di bagian depan gapura, akan ditemui sebuah tembok berbentuk huruf L. Bentuk paduraksa dan tembok L itu adalah wujud  toleransi Sultan Agung pada warga yang ikut membangun masjid yang masih memeluk agama Hindu dan Budha. Sebelum memasuki kompleks masjid, akan ditemui sebuah pohon beringin yang konon usianya sudah ratusan tahun. Pohon itu tumbuh di lokasi yang kini dimanfaatkan untuk tempat parkir. Karena usianya yang tua, penduduk setempat menamainya "Wringin Sepuh" dan menganggapnya mendatangkan berkah. Keinginan seseorang, menurut cerita, akan terpenuhi bila mau bertapa di bawah pohon tersebut hingga mendapatkan dua lembar daun jatuh, satu tertelungkup dan satu lagi terentang.

Berjalan mendekat ke arah kompleks masjid, akan ditemui sebuah gapura yang berbentuk paduraksa. Persis di bagian depan gapura, akan ditemui sebuah tembok berbentuk huruf L. Pada tembok itu terpahat beberapa gambar yang merupakan lambang kerajaan. Bentuk paduraksa dan tembok L itu adalah wujud toleransi Sultan Agung pada warga yang ikut membangun masjid yang masih memeluk agama Hindu dan Budha. Memasuki halaman masjid, akan ditemui sebuah prasasti yang berwarna hijau. 
Prasasti bertinggi 3 meter itu merupakan pertanda bahwa Paku Buwono pernah merenovasi masjid ini. Bagian dasar prasasti berbentuk bujur sangkar dan di bagian puncaknya terdapat mahkota lambang Kasunanan surakarta. 
INFO GUIDE WISATA JOGJA : WA 081904169982

Adanya prasasti itu membuktikan bahwa masjid Kotagede mengalami dua tahap pembangunan. Tahap pertama yang dibangun pada masa Sultan Agung hanya merupakan bangunan inti masjid yang berukuran kecil. 
Karena kecilnya, masjid itu dulunya disebut Langgar. Bangunan kedua dibangun oleh raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. 
Perbedaan bagian masjid yang dibangun oleh Sultan Agung dan Paku Buwono X ada pada tiangnya. Bagian yang dibangun Sultan agung tiangnya berbahan kayu sedangkan yang dibangun Paku Buwono tiangnya berbahan besi.



Kalau datang ke kawasan ini biasanya turis banyak berziarah ke makam raja yang mudah dijumpai.

Rupanya, kawasan ini dulunya bekas ibu kota kerajaan. Di sana juga terdapat masjid kuno yang dibangun sekitar 1640. Itulah Masjid Kota Gede yang diklaim usianya lebih tua dari Masjid Kauman milik keraton

MAU WISATA RELIGI dan Ziarah Di Yogyakarta ? 


WA 081904169982
SMS 08156504380
BBM 5513A5A6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INFO PEMASANGAN PANEL SURYA DI JOGJA, HARGA PEMASANGAN PLTS DI YOGYAKARTA, JASA PEMASANGAN PLTS PANEL SURYA SOLAR CELL DI YOGYAKARTA

JASA PEMASANGAN PANEL SURYA PLTS DI JOGJAKARTA, HARGA PANEL SURYA PLTS DI YOGYAKARTA MANFAAT PANEL SURYA PLTS UNTUK RUMAH TANGGA, INFO HARGA...